Saat ini, terdapat dua model penggagas untuk memutar kipas radiator yaitu, memakai tali kipas (fan belt) dan memakai dinamo (motor fan) yang dikontrol secara elektronik. Untuk kipas radiator yang digerakkan oleh fan belt, kipas akan berputar eksklusif sesaat sehabis mesin gres dihidupkan.
Khusus untuk kipas radiator yang memakai motor fan, kipas tidak akan eksklusif berputar ketika mesin gres dihidupkan, namun ia akan menunggu momen yang sempurna sesuai dengan perintah dari Engine Control Unit. Lantas kapan kipas radiator kendaraan beroda empat tipe elektrik ini berputar ?
Nah, pada artikel kali ini, ombro akan membuatkan informasi ihwal kapan kipas radiator kendaraan beroda empat berputar, simak infonya dibawah berikut.
Cara kerja kipas radiator elektrik
Secara garis besar, kipas radiator elektrik ini dikontrol secara penuh oleh Engine Control Unit (ECU). Berdasarkan kegiatan yang sudah ditanamkan di dalam ECU, maka Engine control unit inilah yang akan memilih kapan kipas radiator harus berputar dan berhenti.Untuk memilih waktu kapan kipas radiator kendaraan beroda empat berputar atau berhenti, ECU memakai data-data dari dua sensor utama yaitu Engine Coolant Temperature Sensor dan Refrigerant Pressure sensor.
Engine coolant temperature sensor dipakai untuk mengukur suhu air pendingin mesin, sedangkan refrigerant pressure sensor dipakai untuk mengukur tekanan cairan refrigerant (freon AC) pada selang bertekanan.
Kedua sensor tersebut akan terus mengukur kondisi secara nyata di mesin dan memperlihatkan datanya kepada ECU secara eksklusif sehingga ketika terjadi perubahan nilai data, dan data tersebut masuk pada kategori "memutar kipas radiator" bagi ECU, maka ECU akan segera memerintahkan kipas radiator ini untuk berputar.
Dari sini, kita sudah sanggup menggambarkan bahwa kipas radiator elektrik ini akan berputar akhir dipengaruhi oleh dua kondisi utama yaitu kondisi suhu pada air pendingin serta kondisi tekanan freon pada sistem AC. Berikut cara kerja kipas radiator elektrik pada ketika AC kendaraan beroda empat ON dan OFF.
1. Saat AC kendaraan beroda empat dalam posisi OFF
Saat AC dalam posisi OFF (tidak dinyalakan), maka data yang dipakai oleh ECU hanya berasal dari Engine Coolant Temperatur sensor saja. ECU akan memantau data yang dihasilkan ECT dalam bentuk nilai tegangan yang kemudian akan diterjemahkan oleh ECU sebagai nilai suhu air pendingin mesin.Ketika mesin gres dihidupkan dan suhu air pendingin mesin masih dibawah nilai suhu kerja mesin (nilai suhu kerja mesin berkisar diantara 85° C sampai 95° C), maka kipas radiator tidak akan berputar.
Ketika suhu air pendingin mesin meningkat dan ECU membaca bahwa suhu air pendingin sudah lebih dari 95° C, maka ECU akan akan mengaktifkan relay pertama yang mempunyai kecepatan rendah. Saat ini kipas radiator akan berputar pada kecepatan rendah.
Jika suhu air pendingin mesin terus meningkat, ECU akan mengaktifkan relay kedua yang mempunyai kecepatan tinggi. Semakin tinggi peningkatan suhu air pendingin mesin, semakin kencang pula kipas radiator akan berputar.
Ketika suhu mesin turun dan kembali berada pada suhu 85° C sampai 95° C, maka secara otomatis ECU akan menghentikan putaran pada kipas radiator sehingga kipas berhenti berputar. Kipas ini akan kembali berputar ketika suhu mesin sudah melebihi suhu kerja mesin. Begitulah proses kerja kipas radiator kendaraan beroda empat pada ketika AC kendaraan beroda empat dalam posisi OFF (tidak dinyalakan).
2. Saat AC kendaraan beroda empat dalam posisi ON
Saat AC kendaraan beroda empat dalam posisi ON (dihidupkan), maka ada dua sensor yang akan mempengaruhi kapan kipas radiator kendaraan beroda empat berputar, yaitu ECT sensor dan Refrigerant pressure sensor. Kedua sensor ini akan mengirimkan masing-masing data menuju ke Engine Control Unit (ECU).Ketika AC kendaraan beroda empat hidup, maka tekanan refrigerant pada selang bertekanan akan meningkat, di lain tempat, ECU juga akan membaca sinyal dari kipas blower. Ketika ECU membaca sinyal-sinyal ini dan menterjemahkannya sebagai tanda bahwa sistem AC di kendaraan beroda empat sedang bekerja, maka ECU akan memerintahkan kipas radiator untuk berputar.
Tujuan dari kipas radiator berputar ini yakni untuk menurunkan suhu dan tekanan cairan refrigerant yang terdapat di dalam kondensor AC, dimana kita ketahui bahwa kondensor AC kerap diletakkan dibagian depan radiator mobil.
Ketika tekanan refrigerant pada kondensor AC dan selang bertekanan menurun, hal ini akan menciptakan sensor menjadi OFF, risikonya ECU akan mengenhentikan putaran kipas radiator mobil. Kipas radiator akan kembali berputar ketika tekanan refrigerant kembali meningkat.
Oleh karenanya, meskipun ketika suhu mesin kurang dari suhu kerja mesin normal, kita sanggup menemukan bahwa kipas radiator akan berputar. Hal ini terjadi akhir adanya tekanan pada cairan refrigrant yang mengaktifkan sensor tekanan.
Salah satu imbas merugikan yang timbul ketika menyalakan AC ketika kondisi mesin masih belum panas (kipas radiator belum berputar akhir suhu kerja mesin yang normal) yakni materi bakar menjadi lebih boros. Oleh sebab itu, untuk menghemat penggunaan materi bakar, ada baiknya untuk tidak menyalakan AC sebelum suhu mesin mencapai suhu kerja normal yang ditandai oleh berputarnya kipas radiator.