4 Kesalahan Penggunaan Lampu Hazard

Sesuai artinya, Hazard berarti ancaman /darurat. Lampu hazard berarti lampu yang dipakai hanya untuk kondisi berbahaya/darurat. Untuk mengaktifkannya, kita hanya perlu menekan tombol bergambar segitiga putih dengan latar belakang berwarna merah.

Tombol hazard ini merupakan piranti standard yang wajib ada pada kendaraan-kendaraan roda empat produksi massal. Dengan menekan tombol tersebut, maka ke empat lampu sein berwarna kuning yang terletak di setiap sudut kendaraan akan menyala dan berkedip secara bersamaan.

Fungsinya untuk memberitahu dan menginformasikan kepada setiap pengendara lain yang akan atau melintas di bersahabat kita, bahwa kendaraan kita sedang dalam keadaan darurat. Contohnya saja kendaraan beroda empat mogok, mengalami pecah ban, atau kondisi-kondisi darurat yang lainnya.

Sayangnya, tidak sedikit pengemudi yang ternyata nggak paham dengan fungsi utama lampu hazard ini. Berikut 4 kesalahan umum penggunaan lampu hazard yang sering ditemui.

Kesalahan #1 : Saat hujan

Saat hujan deras, jarak pandang terhadap jalan didepan menjadi berkurang. Dalam kondisi tersebut, banyak di temukan bahwa pengemudi kerap menyalakan lampu hazard pada kendaraan mereka dikala melaju di jalan.

Harapannya, posisi kendaraan mereka sanggup di ketahui keberadaannya oleh pengendara yang lain sehingga pengendara lainnya sanggup berhati-hati ketika bersahabat dengan mereka.

Cara ini tergolong salah dan sanggup mengundang ancaman bagi pengendara lainnya.

Pasalnya, lampu hazard yang menyala akan mematikan fungsi lampu sein. Pengendara yang lain disekitar kita, akan sulit untuk mengetahui arah dan posisi kendaraan kita secara pasti, terlebih disaat akan berbelok atau berpindah jalur.

Oleh sebab itu, ketika kondisi hujan lebat sekalipun sebaiknya tidak menyalakan lampu hazard sebagai penanda, namun cukup dengan menyalakan lampu utama supaya pengemudi di sekitar kendaraan beroda empat Anda tidak kebingungan.

Kesalahan #2 : Saat berkabut

Tidak jauh berbeda dengan kondisi jalan dikala hujan, jalan berkabut akan menciptakan jarak pandang berkurang. Disaat ini, penggunaan lampu hazard juga tidak dibenarkan.

Cukup gunakan lampu utama saja sebagai penanda posisi kendaraan beroda empat Anda, akan lebih baik bila ditambah dengan menyalakan Foglamp (lampu kabut) yang berwarna kuning.

Kesalahan #3 : Saat di terowongan

Kesalahan penggunaan lampu hazard berikutnya yang umum ditemukan yaitu pada dikala memasuki lorong atau terowongan.

Menyalakan lampu hazard ketika memasuki terowongan akan menciptakan pengendara lainnya gagal paham akan maksud dan arah kendaraan Anda.

Lebih baik menyalakan lampu utama saja guna memberitahu posisi kendaraan Anda .

Kesalahan #4 : Saat melewati persimpangan jalan

Kesalahan terakhir yang umum ditemukan terhadap penggunaan lampu hazard yaitu lampu hazard di nyalakan dikala melaju lurus di persimpangan jalan.

Seperti berkendara di jalan lurus lainnya, untuk melaju lurus kedepan, lampu hazard tidak perlu dinyalakan.

Jika lampu hazard menyala, otomatis akan mematikan fungsi lampu sein sehingga sanggup membingungkan pengendara lainnya terlebih ketika mau belok kiri atau belok kanan.