Dengan ditiadakannya distributor, maka kerugian akhir mekanikal komponen sanggup dikurangi, selain itu direct ignition sistem ini juga menawarkan beberapa laba lain yaitu :
- Mengurangi kesalahan pengapian (misfire) sebab tugas ECU yang lebih baik dalam mengontrol terjadinya percikan api pada masing-masing silinder
- Meningkatkan reliabilitas dan mengurangi kendala dari gangguan elektrik yang terjadi pada proses penghantaran listrik tegangan tinggi ke busi
- Waktu pengapian yang sanggup lebih panjang namun tetap akurat sehingga sanggup lebih memaksimalkan gas yang terbakar didalam ruang bakar.
Direct ignition system yang ombro ketahui ketika ini terbagi menjadi dua tipe yaitu Simultaneous Ignition System (Sistem pengapian serentak) dan Independent Ignition System (sistem pengapian independen). Berikut yaitu klarifikasi singkat perihal kedua tipe direct ignition tersebut.
1. Simultaneous Ignition System (Sistem pengapian serentak)
Similtaneous ignition system (Sistem pengapian serentak) merupakan sebuah sistem pengapian direct ignition system yang memakai satu koil untuk dua silinder mesin. Busi pertama dipasang pribadi bersama koil dan satunya lagi memakai sebuah kabel busi. Perhatikan pada pola gambar Simultaneous Ignition System (Sistem pengapian serentak) dibawah ini.Setiap koil pada sistem pengapian serentak ini melayani dua busi untuk dua silinder menurut posisi piston dalam silinder mesin. Seperti contohnya pada mesin 4 silinder dengan FO 1342, maka satu koil untuk silinder 1-4 dan koil lainnya untuk silinder 2-3.
Dengan kondisi tersebut maka sistem pengapian serentak ini sanggup menawarkan efek memudahkan pengaturan waktu pengapian dan mengurangi kebutuhan minimum dari tegangan sekunder.
Selain itu, tegangan tinggi yang dihasilkan oleh gulungan sekunder akan mengalir pada kedua busi yang ada. Di salah satu busi, percikan api melewati dari sentra elektroda ke elektroda samping, dan di busi lainnya percikan api berasal dari sisi ke sentra elektroda. Perhatikan pada gambar dibawah ini.
Pada beberapa merek kendaraan beroda empat ada yang memakai igniter modul terpisah dari ignition koil menyerupai contohnya pada kendaraan beroda empat mitsubishi colt t120ss yang masih mengunakan power transistor diluar koil.
Sedangkan untuk Suzuki Carry injeksi 1.5 sudah memakai igniter modul yang menyatu dengan ignition coil. Namun kedua-duanya mempunyai kesamaan dalam sistem pengapian yang dipakai yaitu satu koil untuk dua silinder mesin.
2. Independent Ignition System (sistem pengapian independen)
Independent Ignition System (sistem pengapian independen) merupakan sebuah sistem pengapian direct ignition system yang memakai satu koil untuk satu silinder mesin. Jadi, setiap busi yang ada pada di setiap silinder mesin memakai sebuah coil tersendiri yang terpisah satu sama lainnya. Perhatikan pada pola gambar sistem pengapian independen dibawah berikutDengan penggunaan koil yang terpisah satu sama lainnya maka insiden misfire (kesalahan pengapian) pada mesin sanggup dihindarkan.
Sistem pengapian independen ini juga terbagi menjadi dua yang dilihat dari posisi pemasangan igniter modulnya. Ada yang igniternya satu melayani seluruh koil, namun ada pula yang igniternya menjadi satu di dalam koil.
Untuk membedakannya cukup mudah, jikalau pada coil hanya terdapat dua kabel pada socket koil, ini berarti igniternya terpisah. Namun jikalau kabel pada socket koilnya ada 4 kabel, ini membuktikan igniter dipasang di dalam koil tersebut.
Toyota avanza dan daihatsu xenia diketahui sudah memakai sistem pengapian jenis independent ini yang igniter modulnya terpasang di dalam koil. Kaprikornus pada kedua kendaraan beroda empat tersebut kita sanggup melihat ada 4 kabel yang terpasang pada masing-masing koil.